Pada hakekatnya tujuan utama Ilmu pengetahuan khususnya kerohanian adalah mengantarkan masyarakatnya untuk dapat hidup sejahtera, tentram dan damai sepanjang waktu. Para leluhur pada Jaman dahulu telah merumuskan nilai-nilai pengetahuan ketuhanan yang sederhana namun kaya filosophf pada etika sosial, proses sadhana dan ritual upakara ( bhakti dan karma marga ). Begitupula pada golongan masyarakat tertentu juga sudah dirumuskan prinsip pengetahuan utama yakni rahasia kehidupan dan kesadaran ketuhanan yang tertinggt ( jnana dan raja marga ).

Rumusan-rumusan pengetahuan ketuhananini memiliki dasar yang kuat pada masing-masing penggalinya yang disebut sampradaya atau sekte, sepertl Pasupataya, Ganapataya, Siwa Sampradaya, Sekte Indra, Sekte Bairawa, Kamahayanan, Kasogathan dan yang lainnya. Pada abad pertengahan semua sampradaya dan faham yang ada disatukan oleh Mpu Kuturan menjadi faham tri murti yakni sebuah ajaran yang hanya memiliki dasar ketuhanan pada Dewa Brahma, Desa Wisnu dan Dewa Siwa. Inilah yang menjadi cikal bakat penyatuan masyarakat bali yang sebetumnya terpecah-pecah kedalam sampradaya atau sekte. Penyatuan masyarakat Bali ini dibuatkan sistem kemasyarakatn lagi dengan nama Desa pakraman dengan memiliki tiga kahyangan yakni kahyangan puseh, kahyangan desa dan kahyangan dalem dengan pelaksanaan penyelenggaraan.

Yajnya dan kegiatan lainnya menyesuaikan pada wilayah setempat.



Swami Vivekananda


Pidato Jawaban atas Ucapan Selamat Datang di Parlemen Agama – Agama Sedunia
11 September 1893

Saudari-saudari dan Saudara-saudaraku dari Amerika.

Hatiku terasa penuh diliputi suka cita tiada terhingga, karena kini aku dapat tampil untuk menjawab penerimaan anda semua yang demikian hangat dan bersahabat atas kehadiranku disini. Aku mengucapkan terima kasih atas nama Ibu agama-agama. Aku mengucapkan terima kasih atas nama jutaan umat Hindu dari berbagai tingkatan dan sekte.

Ucapan terimakasihku juga aku tujukan kepada para pembicara di persidangan ini – yang ditujukan kepada delegasi dari Timur – yang telah menyampaikan kepada kalian bahwa saudara – saudara kita di negeri jauh itu, patut mengaku berhak atas kehormatan karena telah membawa misi toleransi ke berbagai negara lainnya. Aku merasa sangat bangga sebagai pemeluk agama yang mengajarkan toleransi serta persamaan universal. Kami percaya tidak hanya pada Toleransi Universal tetapi kami juga mengakui bahwa semua agama adalah kebenaran.

Aku merasa bangga karena termasuk sebagai bangsa yang telah melindungi mereka yang dihukum, atau yang melarikan diri dari semua agama dan semua bangsa di bumi ini. Aku sungguh – sungguh bangga menyatakan bahwa kami telah menghimpun di bumi kami, sisa – sisa termurni bangsa Israel yang datang ke India selatan dan tinggal bersama kami tepat pada masa dimna kuil suci mereka dihancurkanoleh Tirani Romawi. Aku bangga menjadi penganut Agama yang telah memberi perlindungan dan masih terus membantu sisa – sisa bangsa Zoroastra yang Agung.

Saudara – Saudaraku. Aku akan kutip di sini beberapa baris dari kidung yang aku ingat karena diulang -ulang sejak aku masih bocah dan setiap hari dinyanyikan ulang oleh jutaan umat manusia. ” Sebagaimana sungai – sungai memiliki sumber – sumber yang berbeda letaknya namun semua airnya berbaur menjadi satu di laut, demikian pula Oh Tuhan, Jalan – jalan yang berbeda yang ditempuh oleh manusia melalui keinginan – keinginan yang berbeda, walaupun tampaknya beragam, berkelok atau lurus semuanya menuju kepadaMu jua “.

Persidangan sekarang ini, yang merupakan salah satu yang paling Agung yang pernah dilaksanakan, sesungguhnya suatu bukti, suatu deklarasi kepada dunia tentang doktrin yang luar biasa yang diajarkan oleh Giita ” Siapa yang datang kepadaKu, dalam bentuk apapun, Aku menerimanya , Semua orang berjuang menempuh jalan – jalan yang dipilih yang pada akhirnya menuju kepadaKu” Sektarianisme, kesombongan yang akibatnya berupa sifat fanatik, sejak lama telah menguasai dunia yang indah ini.

Mereka telah memenuhi Bumi ini dengan kekerasan, berulang kali membanjirinya dengan darah Manusia, menghancurkan peradaban dan membuat seluruh bangsa putus asa. Kalau saja tidak ada setan – setan yang mengerikan itu masyarakat manusia akan jauh lebih maju dari sekarang.

Tetapi saatnya akan tiba, dan aku dengan sungguh – sungguh berharap bahwa genta yang berbunyi pagi ini sebagai tanda dibukanya persidangan inidapat merupakan gong kematian bagi semua Fanatisme, semua ancaman dengan senjata atau pena dan semua buruk sangka yang dirasakan orang – orang untuk menuju ke tujuan yang sama.

(Percik Pemikiran Swami Vivekananda, Terjemahan Nyoman S. Pendit )

Comments