Guru berasal akar kata dalam Bahasa Sanskerta गुरु yang berarti "yang memajukan (pikiran)". Dalam tradisi India, kata Guru lebih berkonotasi dengan dengan istilah pembimbing spiritual, ia yang dapat mengangkat kesadaran para siswanya, yang membentuk moral serta karakter siswa, memberi pengetahuan dan tuntunan hidup, serta membantu siswanya mengembangkan potensi hingga sampai pada tingkat seperti yang Guru tersebut telah capai.
Sejarah tentang konsep guru yang tertua ditemukan pada Kitab Suci Weda yang membahas tentang Guru dan Gurukula - sebuah sekolah yang diselenggarakan oleh Guru, yang berfungsi untuk menyampaikan ajaran-ajaran Weda dan Upanishad, berbagai filosofi Hindu, serta pengetahuan spiritual dan beragam kesenian pasca-Sastra Weda.
Dalam ajaran Hindu, pembebasan yang lengkap dan kebahagiaan dalam bentuk Moksha serta kesempurnaan Sang Diri dapat dicapai melalui dua cara, yaitu dengan bantuan dan tuntunan dari Guru serta evolusi yang dilalui individu melalui proses kelahiran-kematian dan akumulasi Karma. Sehingga, tidak heran bahwa Guru merupakan peran sentral dan utama dalam Hindu, karena Guru lah yang dapat mendorong siswanya untuk berkembang di atas batasan-batasan dirinya sebagai manusia biasa, serta membimbing pertumbuhan emosional dan psikologis siswanya.
Tidak seperti kata Guru di dalam bahasa sehari-hari yang hanya identik dengan guru di sekolah atau yang mengajarkan ilmu pengetahuan tertentu, dalam ajaran Hindu dikenal adanya Catur Guru atau empat Guru yang harus dihormati dan dimuliakan karena beliau-beliau lah yang mengemban tugas berat, yang harus dipikul untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam mencari kesucian serta keutamaan hidup. Adapun keempat Catur Guru tersebut adalah :
🌞 Guru Swadhyaya
Disebut pula guru sejati karena Beliau adalah Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa sendiri. Beliaulah yang telah menciptakan alam semesta dengan segenap isinya ini, memelihara dan melindunginya, dan akhirnya melebur atau mengembalikan ke dalam bentuk asalnya. Dinyatakan sebagai guru karena Tuhan adalah pembimbing utama bagi umat manusia yang tidak ada bandingannya. Beliau Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan Maha Sakti. Karena itu, sebagai manusia kita perlu mewujudkan rasa bhakti kita kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tulus ihklas. Cara mewujudkan rasa bhakti kepada Guru Swadyaya itu antara lain dengan: selalu ingat kepada-Nya, melakukan persembahyangan (Tri Sandhya), berdoa sebelum melakukan kegiatan, selalu bersyukur atas karunia-Nya, mempelajari ajaran ketuhanan, melaksanakan upacara piodalan, ngayah di Pura, mempelajari Kitab Suci Weda, serta melaksanakan tapa, brata, yoga, samadhi.
👨👩👧👦 Guru Rupaka
Guru Rupaka atau Guru Reka adalah orang tua atau Ibu Bapak kita dirumah, sebagai orang pertama yang memberikan pendidikan kepada kita. Manusia tumbuh dan berkembang adalah berkat pendidikan dan asuhan orang tuanya. Karena itu anak-anak harus menghargai orang tuanya. Rasa bhakti kepada Guru Rupaka dapat diwujudkan antara lain dengan mengikuti dan melaksanakan nasihat orang tua, membantu orang tua dalam melaksanakan tugas pekerjaannya, menjunjung tinggi kehormatan keluarga, membantu dan memperhatikan kesehatan orang tua, serta melaksanakan upacara Pitra Yadya sebagaimana mestinya
🎓 Guru Pengajian
Guru pengajian atau Guru Waktra adalah guru yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada kita di sekolah. Guru di sekolah memberikan ilmu pengetahuan kepada murid-muridnya, sehingga murid menjadi pandai dan terhindar dari kebodohan berarti lenyaplah penderitaan. Karena murid-murid harus menghargai dan menghormati gurunya. Murid-murid pun dapat mewujudkan rasa bhaktinya kepada Guru Pengajian antara lain dengan : menyapa dan memberi hormat kepada guru, melaksanakan nasihat dan ajarannya, tidak mencaci maki dan menantang guru, menjaga nama baik guru dan sekolah, selalu mengingat guru meskipun sudah tidak menjadi muridnya lagi, mentaati tata tertib sekolah, rajin belajar, dan selalu menjadi siswa yang berbudi luhur
💼 Guru Wisesa
Guru Wisesa adalah Pemerintah yang selalu berusaha mendidik dan mengayomi rakyatnya, selalu mensejahterakan dan memberikan perlindungan. Karena itu pemerintah harus selalu dihormati dan dihargai. Kita perlu mewujudkan rasa bhakti kita kepada Pemerintah antara lain dengan cara : selalu menghormati aparatur Pemerintah yang bersih dan jujur, berpartisipasi dalam mengamankan negara, berpartisipasi dalam mengisi kemerdekaan, mencintai tanah air negara dan bangsa, mentaati semua ketentuan Pemerintah, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila, menghargai dan menghormati para pahlawan bangsa, serta memelihara hasil-hasil pembangunan bangsa
"Cobalah mempelajari kebenaran dengan cara mendekati Guru (kerohanian). Bertanyalah kepada beliau dengan tunduk hati dan mengabdikan diri kepada beliau. Orang yang sudah insaf akan dirinya dapat memberikan pengetahuan kepadamu karena mereka pun sudah melihat kebenaran itu. Setelah memperoleh pengetahuan yang sejati dari orang yang sudah insaf akan dirinya, engkau tidak akan pernah jatuh dalam khayalan seperti ini, sebab dengan pengetahuan ini engkau dapat melihat bahwa semua makhluk hidup tidak lain daripada bagian Yang Maha Kuasa, atau dengan kata lain, bahwa mereka milik-Ku."
— Bhagavad-gītā, 4.34-35
"Seperti halnya api yang berkobar mengubah kayu bakar menjadi abu, begitu pula api pengetahuan membakar segala reaksi dari kegiatan material hingga menjadi abu, wahai Arjuna."
— Bhagavad-gītā, 4.37
*Sumber*
Personality and Personal Growth - Chapter 13: Yoga and The Hindu Tradition, by CTI Reviews
Guru : https://en.m.wikipedia.org/wiki/Guru
Bhakti Kepada Catur Guru : http://m-a-t-a-r.blogspot.co.id/2013/12/bhakti-kepada-catur-guru.html?m=1
Sanātana Dharma:
https://timeline.line.me/user/_dSnsMWxPrBb1UxMpkdKkvknZh9DyYk021Q7gJY8
Comments
Post a Comment