Dewata-Dewa
Pertanyaan:
Pertanyaan seputar pengertian Dewata-Dewa serta permohonan agar para Sulinggih bisa menuliskan pengalaman spiritualnya untuk pencerahan umat.
Jwaban:
Perkataan Dewata-Dewa, berasal dari bahasa Sanskerta “div” yang artinya sinar suci. Dalam konteks ini diartikan sebagai percikan sinar suci Hyang Widhi, atau prabawa Hyang Widhi dalam “sakti”-Nya yang dapat dirasakan oleh manusia dalam wujud getaran-getaran spiritual.
Makin tinggi tingkat kesucian seseorang maka makin sensitif ia pada getaran-getaran spiritual itu. Di samping itu ada wujud roh yang dinilai/ dipandang oleh umat Hindu (Bali) sebagai roh yang sudah suci dan karenanya dapat disetarakan dengan percikan sinar suci Hyang Widhi (Dewa). Dari pengertian ini maka roh para Maha Rsi dan leluhur yang sudah di “dharmakan” disebut sebagai Dewa atau Bethara Raja Dewata.
Memang perlu sekali para Sulinggih dan orang-orang suci yang mempunyai pengalaman spiritual menulis pengalamannya itu di sebuah buku sehingga umat Hindu (Bali) dapat menggali pengalaman spiritual mereka, paling tidak sebagai acuan atau pembanding.
Dahulu ada beberapa Sulinggih yang rajin menulis seperti itu namun dalam bentuk kekawin atau karya sastra lainnya, misalnya Mpu Tanakung dengan kekawinnya yang terkenal: Siwaratrikalpa. Danghyang Nirarta dengan kekawinnya Sebun bangkung, Ida Pedanda Made Sidemen dengan berbagai karya tulisan dan lisan beliau, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh pemuka Hindu antara lain Ida Pedanda Puniaatmaja, dll.
Dengan semakin banyaknya sulinggih-sulinggih yang berpendidikan cukup, maka diharapkan pengalaman-pengalaman spiritual beliau akan ditulis untuk pencerahan umat Hindu (Bali).
Sumber:
http://stitidharma.org
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLKVZLoXG0rl96iRvphFfik2BgHaRTX4KwnkvHOlwHgyp5-IA4S6zzfeKiLD5vmVGGSAjIAtHw4bUzpo0XgA5fiPKNiCcXd-Ls1pi-Z5M_qzFXn337yPzaRZ1Qxoo40MXVnm62zoSRnns/s1600/Untitled.jpg
Comments
Post a Comment