Pada hakekatnya tujuan utama Ilmu pengetahuan khususnya kerohanian adalah mengantarkan masyarakatnya untuk dapat hidup sejahtera, tentram dan damai sepanjang waktu. Para leluhur pada Jaman dahulu telah merumuskan nilai-nilai pengetahuan ketuhanan yang sederhana namun kaya filosophf pada etika sosial, proses sadhana dan ritual upakara ( bhakti dan karma marga ). Begitupula pada golongan masyarakat tertentu juga sudah dirumuskan prinsip pengetahuan utama yakni rahasia kehidupan dan kesadaran ketuhanan yang tertinggt ( jnana dan raja marga ).

Rumusan-rumusan pengetahuan ketuhananini memiliki dasar yang kuat pada masing-masing penggalinya yang disebut sampradaya atau sekte, sepertl Pasupataya, Ganapataya, Siwa Sampradaya, Sekte Indra, Sekte Bairawa, Kamahayanan, Kasogathan dan yang lainnya. Pada abad pertengahan semua sampradaya dan faham yang ada disatukan oleh Mpu Kuturan menjadi faham tri murti yakni sebuah ajaran yang hanya memiliki dasar ketuhanan pada Dewa Brahma, Desa Wisnu dan Dewa Siwa. Inilah yang menjadi cikal bakat penyatuan masyarakat bali yang sebetumnya terpecah-pecah kedalam sampradaya atau sekte. Penyatuan masyarakat Bali ini dibuatkan sistem kemasyarakatn lagi dengan nama Desa pakraman dengan memiliki tiga kahyangan yakni kahyangan puseh, kahyangan desa dan kahyangan dalem dengan pelaksanaan penyelenggaraan.

Yajnya dan kegiatan lainnya menyesuaikan pada wilayah setempat.



Apa tujuan hidup kita



Apa tujuan hidup kita?



Sering kali kita bertanya dalam diri kita sendiri perihal kehidupan ini, seperti "Apa tujuan hidup ini? Untuk apa hidup ini? Kemana kita pergi setelah kehidupan ini?", dan sebagainya. Dalam agama Hindu, yang menjadi tujuan hidup utama manusia di dunia ini tertuang dalam ajaran Catur Purusha Artha, yaitu empat tujuan untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma). Adapun bagian dari Catur Purusha Artha itu adalah Dharma, Artha, Kama, dan Moksa.

Dharma


yaitu ajaran-ajaran suci yang mengatur, memelihara, atau menuntun umat manusia, untuk mencapai kesejahteraan jasmani dan ketentraman bhatin. Dharma juga berarti agama dan kewajiban, kemuliaan, kebajikan, serta kebenaran. Dharma merupakan pegangan hidup umat Hindu yang dilaksanakan dalam aspek kehidupan sehari-hari baik dalam ucapan, pikiran, dan dalam berperilaku sehari-hari baik dirumah maupun dalam masyarakat dan lingkungan.
Segala tindakan mesti didasari dengan dharma atau kebenaran. Dalam Sarasamuscaya 12 dinyatakan :

Yan Paramarthanya, yan arthakama sadhyan, dharma juga lekasakena rumuhun, niyata katemwaning artha kama mene tan paramartha wi katemwaning arthakama dening anasar sakeng dharma.
"Kesimpulannya, kalau Artha dan Kama yang dituntut, maka seharusnya Dharma dilakukan lebih dahulu, tak tersangsikan lagi, pasti akan diperoleh Artha dan Kama itu nanti, tidak akan ada artinya jika Artha dan Kama itu diperoleh menyimpang dari Dharma."
Dalam Kitab Sarasamuscaya juga dinyatakan bahwa : "Segala yang diajarkan oleh Sruti dan Smerti adalah Dharma." Jadi, Dharma dalam ajaran Hindu menduduki tempat yang amat penting dalam kehidupan ini. Dalam Kitab Manu Samhita dinyatakan:

Weda Pramanakah sreya sadhanam dharmahyang | 1
"Di dalam ajaran suci Weda, Dharma dikatakan sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan."


Artha

yaitu harta benda atau kekayaan/uang. Dalam dunia modern ini, uang memegang peranan penting yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam hidup ini. Tanpa artha/uang/materi yang memadai, hidup ini akan terasa sulit. Kesulitan hidup cenderung membuat orang bertindak Adharma seperti mencopet, mencuri, merampok, menipu, merampas, membohongi orang, dan sebagainya. Jadi, memiliki artha/material yang layak/memadai merupakan salah satu penunjang untuk berbuat Dharma. Ajaran Hindu sangat memperhatikan kedudukan dan fungsi Artha dalam kehidupan ini. Mencari dan memiliki Artha bukanlah sesuatu yang dilarang, malahan merupakan sesuatu hal yang diajurkan, asalkan semuanya itu diperoleh berdasarkan Dharma, dan digunakan untuk kepentingan Dharma pula. Ajaran Hindu menegaskan bahwa Artha sebenarnya bukanlah merupakan tujuan, namun hanya merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Sebagaimana telah diuraikan bahwa tujuan hidup yang terakhir menurut ajaran agama Hindu adalah untuk mencapai kebahagiaan dalam penunggalan dengan Sang Hyang Widhi, yang disebut juga Moksa atau kelepasan. Harta yang diperoleh atau dimiliki dalam penggunaan harus dibagi menjadi tiga :

  1. Sadhana ri kasiddaning dharma, yang artinya: Artha dipakai untuk memenuhi Dharma. Sebagai contoh adalah untuk melakukan kewajiban-kewajiban hidup sebagai manusia, pelaksanaan Panca Yadnya, dan sebagainya.
  2. Sadhana ri kasiddaning kama, yang artinya: Artha dipakai untuk memenuhi Kama. Sebagai contoh adalah untuk kegiatan kesenian, olah raga, rekreasi, dan sebagainya.
  3. Sadhana ri kasiddaning artha, yang artinya: Artha dipakai untuk mendapatkan harta kembali. Sebagai contoh untuk kegiatan memproduksi sesuatu, kegiatan ekonomi, dan sebagainya.
Kegunaan dari harta atau kekayaan itu juga untuk disedekahkan, karena pahala dari bersedekah yang dilaksanakan dengan tulus ikhlas tersebut adalah tak ternilai harganya. Dalam ajaran Hindu, berkali-kali ditekankan bahwa harta kekayaan itu tidak akan dibawa mati, yang akan meringankan dan menuntun pergi ke akhirat adalah perbuatan baik atau buruk. Karenanya, harta kekayaan itu hendaknya disedekahkan, dipakai, dan diabdikan untuk perbuatan Dharma. Hanya dengan demikianlah harta tersebut mempunyai nilai yang utama.

Kama

yaitu nafsu atau keinginan yang dapat memberikan kepuasan atau kesejahteraan hidup manusia. Kepuasan atau kenikmatan tersebut memang merupakan salah satu tujuan atau kebutuhan manusia, karena manusia mempunyai Dasendriya atau sepuluh indriya. Kesepuluh indriya tersebut menyebabkan manusia berbuat sesuatu. Indriya sering diumpamakan seperti kuda yang liar, kalau dapat dikendalikan akan merupakan kekuatan yang luar biasa. Kama atau kesenangan, menurut ajaran Hindu, tidak akan ada artinya jika diperoleh menyimpang dari Dharma. Karenanya, Dharma menduduki tempat di atas dari Kama dan menjadi pedoman didalam pencapaian Kama.

Moksa

yang merupakan tujuan terakhir dan tertinggi dari manusia. Moksa disebut juga Mukti atau Nirwana, yang berarti kebebasan atau kelepasan, maksudnya adalah suatu kebahagiaan sejati dimana Atma dapat lepas dari pengaruh Maya dan ikatan Subha-Asubha Karma, serta bersatu kembali dengan asalnya, yaitu Brahman (Tuhan Yang Maha Esa). Pada hakekatnya, setiap manusia mendambakan kebahagiaan yang kekal abadi (Sat Cit Ananda), namun kebahagiaan seperti itu tak kunjung dirasakan, karena menurut ajaran Hindu, kebahagiaan yang sejati atau kebahagiaan yang kekal abadi itu hanya didapat dalam penyatuan dengan Ida Sang Hyang Widhi, yang mana kebahagiaan seperti inilah yang disebut dengan Moksa.

Semoga dapat bermanfaat untuk semeton. Mohon dikoresi bersama jika ada tulisan/makna yang kurang tepat. Suksma…

Sumber:
Tujuan Hidup Menurut Hindu, dalam Media Hindu (2013)


Comments