Pada hakekatnya tujuan utama Ilmu pengetahuan khususnya kerohanian adalah mengantarkan masyarakatnya untuk dapat hidup sejahtera, tentram dan damai sepanjang waktu. Para leluhur pada Jaman dahulu telah merumuskan nilai-nilai pengetahuan ketuhanan yang sederhana namun kaya filosophf pada etika sosial, proses sadhana dan ritual upakara ( bhakti dan karma marga ). Begitupula pada golongan masyarakat tertentu juga sudah dirumuskan prinsip pengetahuan utama yakni rahasia kehidupan dan kesadaran ketuhanan yang tertinggt ( jnana dan raja marga ).

Rumusan-rumusan pengetahuan ketuhananini memiliki dasar yang kuat pada masing-masing penggalinya yang disebut sampradaya atau sekte, sepertl Pasupataya, Ganapataya, Siwa Sampradaya, Sekte Indra, Sekte Bairawa, Kamahayanan, Kasogathan dan yang lainnya. Pada abad pertengahan semua sampradaya dan faham yang ada disatukan oleh Mpu Kuturan menjadi faham tri murti yakni sebuah ajaran yang hanya memiliki dasar ketuhanan pada Dewa Brahma, Desa Wisnu dan Dewa Siwa. Inilah yang menjadi cikal bakat penyatuan masyarakat bali yang sebetumnya terpecah-pecah kedalam sampradaya atau sekte. Penyatuan masyarakat Bali ini dibuatkan sistem kemasyarakatn lagi dengan nama Desa pakraman dengan memiliki tiga kahyangan yakni kahyangan puseh, kahyangan desa dan kahyangan dalem dengan pelaksanaan penyelenggaraan.

Yajnya dan kegiatan lainnya menyesuaikan pada wilayah setempat.



GANDHI

GANDHI
Sang Jiwa Agung

1866 - 1948

Tidak berlebihan bila Einstein mengatakan
"Pada saatnya akan banyak orang yang tak percaya dan takjub bahwa pernah hidup seorang seperti Gandhi di muka bumi".

Begitu Juga Nehru, Perdana Menteri India, menyebut Gandhi sebagai tokoh terbesar India setelah, Sang Buddha Gautama.

Mohandas Karamchand Gandhi lahir di Gujarat, India pada 2 oktober 1869. Sewaktu remaja ia belajar hukum di Inggris dan Afrika selatan, dimana ia berkarir sebagai pengacara sebelum akhirnya ia kembali ke India dan bergabung pada gerakan pembebasan yang menentang penindasan.
Sewaktu menjadi pengacara di Afrika Selatan Ia pernah di usir dari kereta kelas satu oleh kondektur yang berkulit berbeda, walau ia memiliki tiket, kondektur itu bersikeras mengatakan bahwa hanya orang berkulit putih saja yang boleh duduk di kelas utama.

Kuatnya Gandhi dalam memegang prinsip kebenaran dan keadilan membuat ia diturunkan dengan paksa di sebuah stasiun kecil.

Konon peristiwa inilah yang dipercaya sebagai terbukanya pintu yang membawa langkah Gandhi berjuang untuk keadilan.


Kembali ke tanah kelahirannya, Gandhi langsung bergabung dalam perjuangan dalam memerdekakan India.

Kerasnya Gandhi pada dirinya sendiri dalam memberikan teladan dan memegang prinsip penegakan kebenaran (satyagraha) melahirkan dukungan yang luar biasa dari rakyat India.

Ia tinggal, makan dan menggunakan pakaian dengan bahan lokal dan sangat sederhana sebelum menyerukan untuk memboikot semua produk yang ditawarkan penjajah.

Kelembutan dan kasih sayangnya kepada semua makhluk telah telah diteriakkan oleh setiap sel ditubuhnya sebelum kata ahimsa (perjuangan tanpa kekerasan) terucap dari bibirnya.
Setiap langkah, bahkan setiap gerakan Gandhi memang sarat dengan pesan kemanusiaan, persis seperti yang pernah ia katakan “My life, my message”

Suatu hari sebuah sandal yang digunakan Gandhi terlepas ketika Ia menaiki tangga kereta api yang sedang bergerak jalan. Setelah sampai diatas kereta Ia langsung berjongkok melepas sandal yang tersisa lalu melemparkannya keluar.

“Apa yang kau lakukan ?” Tanya temannya yang terheran-heran dengan kelakuan Gandhi.
Gandhi menjawab, “sebelah sandal tidak akan berguna, sekarang orang yang menemukan sandal tersebut dapat menggunakannya”

Kita tahu, Gandhi tidak hanya meninggalkan sandal dalam cerita diatas, namun sebuah pesan compassion yang mendalam, bahwa dalam kondisi kehilangan sekalipun kita sebenarnya masih bisa memikirkan dan menolong orang lain.
Tatkala dipergoki naik kereta api kelas tiga, murid-murid Mahatma Gandhi bertanya heran kenapa Gurunya naik kereta api kelas murahan. Dengan enteng pria kurus tidak berambut ini menjawab: "Karena tidak ada kelas empat". Ia seperti mau menyampaikan pesan mendalam: "kesederhanaan adalah selimut jiwa yang paling hangat".

Biji gerakan kelembutan yang ditanam menghasilkan, Gandhi sempat merasakan manisnya buah kemerdekaan, walau tak lama kemudian Ia menjadi sedih melihat pertikaian antara kaum Muslim dan Hindu yang ingin memisahkan diri.

Kesadaran bahwa semua manusia bersaudara (the Brotherhood of man) terlalu tinggi untuk dijangkau oleh keakuan kelompok saat itu.

"Bencilah dosa, bukan pendosa. Mudah dipahami tapi jarang dipraktikkan. Itu sebabnya racun kebencian menyebar di dunia". (Mahatma Gandhi)

Perjuangan suci yang dilakoni tubuh kurus Gandhi ini akhirnya harus berhenti ketika seorang yang tidak setuju dengan "the Brotherhood of man" menembaknya di rumah ibadah.

Sebelum melepaskan nafas terakhir, Gandhi sempat berpesan kepada dunia untuk memaafkan dan membebaskan orang yang menembaknya, Ia pun sempat memberkahi dengan mantra Ram … Ram … Ram, bahkan yang membunuh pun ia panggil dengan nama Tuhan.

Banyak yang bertanya, bagaimana mungkin seorang dicantumkan gelar ‘Mahatma’ - jiwa besar yang berdedikasi sangat tinggi pada perdamaian seperti Gandhi tidak mendapat penghargaan Nobel perdamaian?

Namun banyak juga yang meyakini bahwa Gandhi tidak membutuhkan piala, uang bahkan nama besar untuk dikenang, seluruh hidupnya dipersembakan untuk melayani sesama dengan penuh kasih sayang.

Berikut adalah beberapa petikan ucapannya yang penuh inspirasi:
  1. Jadilah bagian dari perubahan yang ingin kamu saksikan di dunia ini.
  2. Ketika kamu berhadapan dengan musuhmu, taklukkan mereka dengan cinta.
  3. Tidak ada orang yang dapat menyakitiku tanpa izinku.
  4. Tidak ada kesia-siaan yang menguras tubuh kecuali kekhawatiran, dan orang yang punya keyakinan pada Tuhan seharusnya merasa malu kalau masih mengkhawatirkan sesuatu.
  5. Orang lemah tidak pernah bisa memaafkan. Memaafkan adalah sifat orang perkasa.
  6. Tanpa kekerasan adalah senjata milik orang yang perkasa.
  7. Bila kamu punya kebenaran, maka kebenaran itu harus ditambah dengan cinta, atau pesan dan pembawanya akan ditolak.
Ada beberapa petikan abadi termasuk yang berikut ini:
  1. Kalau kamu ditampar, dengan senang hati hadapkan pipi yang satunya.
  2. Tuhan tidak punya agama.
  3. Ketidak-sempurnaan dan kegagalanku sama banyaknya dengan berkat Tuhan yang diberikan dalam bentuk sukses dan kemampuan, dan keduanya kupersembahkan di kakiNya.
  4. Cara terbaik menemukan dirimu adalah dengan meleburkan diri dalam pelayanan orang lain.
  5. Bumi cukup menyediakan segala sesuatu untuk memuaskan kebutuhan semua orang, bukan semua ketamakan.
  6. Kamu dapat merantaiku, kamu dapat menyiksaku, bahkan kamu dapat menghancurkan tubuh ini, tetapi kamu tidak akan dapat memenjarakan pikiranku.
  7. Perbedaan antara apa yang kita lakukan dan apa yang mampu kita lakukan sudah cukup untuk menyelesaikan kebanyakan persoalan yang ada di dunia ini.
  8. Keyakinan… Harus di dikuatkan dengan alasan… Ketika keyakinan jadi buta, dia akan mati.
  9. Sabar berarti siap menderita.
  10. Mereka tidak dapat mengambil harga diri kita kalau kita tidak memberikannya kepada mereka.

Sepuluh sikap hidup bahagia
Oleh : Mahatma Gandhi

1. Lepaskanlah rasa kuatir dan ketakutan
Ketakutan dan kekuatiran hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan yang belum tentu terjadi. Kebanyakan hal-hal yang Anda kuatirkan dan takutkan tak pernah terjadi ! It's all only in your mind.
2. Buanglah dendam
Dendam dan amarah yang disimpan hanya akan menyedot energi diri Anda dan hanya mendatangkan KELELAHAN JIWA. BUANGLAH !!!
3. Berhentilah mengeluh
Mengeluh berarti selalu tak menerima apa yang ada saat ini. Secara tak sadar Anda membawa-bawa beban negatif.
4. Bila ada masalah, selesaikan satu per satu
Hanya inilah cara menangani setiap : Satu demi satu.
5. Tidurlah dengan nyenyak
Semua masalah tak perlu dibawa tidur. Hal tersebut buruk dan tidak sehat. Biasakanlah tidur dengan nyaman.
6. Jauhi urusan orang lain
Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri untuk menangani setiap masalahnya.
7. Hiduplah pada saat Ini, bukan masa lalu
Nikmati masa lalu sebagai kenangan, jangan tergantung pada nya. Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini, karena apa yang Anda miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok. "Be totally present"
8. Jadilah pendengar yang baik
Saat menjadi pendengar, Anda belajar dan mendapatkan ide-ide baru yang berbeda dari orang lain.
9. Berpikirlah positif
Rasa frustasi datang dari pikiran negatif. Kembalilah berpikir positif.
Bertemanlah dengan orang-orang yang berpikiran positif dan terlibatlah dengan kegiatan-kegiatan positif.
10. Bersyukurlah atas hal-hal kecil yang akan membawa Anda pada hal-hal besar
Sekecil apapun karunia yang Anda terima, akan menghasilkan hal-hal besar dan selalu membawa Anda kepada kebahagiaan saat Anda bersyukur...

Sumber:
Juru Sapuh

Semoga dapat bermanfaat untuk semeton. Mohon dikoreksi bersama jika ada tulisan/makna yang kurang tepat. Suksma…

Comments