Pada hakekatnya tujuan utama Ilmu pengetahuan khususnya kerohanian adalah mengantarkan masyarakatnya untuk dapat hidup sejahtera, tentram dan damai sepanjang waktu. Para leluhur pada Jaman dahulu telah merumuskan nilai-nilai pengetahuan ketuhanan yang sederhana namun kaya filosophf pada etika sosial, proses sadhana dan ritual upakara ( bhakti dan karma marga ). Begitupula pada golongan masyarakat tertentu juga sudah dirumuskan prinsip pengetahuan utama yakni rahasia kehidupan dan kesadaran ketuhanan yang tertinggt ( jnana dan raja marga ).

Rumusan-rumusan pengetahuan ketuhananini memiliki dasar yang kuat pada masing-masing penggalinya yang disebut sampradaya atau sekte, sepertl Pasupataya, Ganapataya, Siwa Sampradaya, Sekte Indra, Sekte Bairawa, Kamahayanan, Kasogathan dan yang lainnya. Pada abad pertengahan semua sampradaya dan faham yang ada disatukan oleh Mpu Kuturan menjadi faham tri murti yakni sebuah ajaran yang hanya memiliki dasar ketuhanan pada Dewa Brahma, Desa Wisnu dan Dewa Siwa. Inilah yang menjadi cikal bakat penyatuan masyarakat bali yang sebetumnya terpecah-pecah kedalam sampradaya atau sekte. Penyatuan masyarakat Bali ini dibuatkan sistem kemasyarakatn lagi dengan nama Desa pakraman dengan memiliki tiga kahyangan yakni kahyangan puseh, kahyangan desa dan kahyangan dalem dengan pelaksanaan penyelenggaraan.

Yajnya dan kegiatan lainnya menyesuaikan pada wilayah setempat.



Pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Saraswati

Pedoman Pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Saraswati Pada Tanggal 17 Maret 2018

Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) menggelar Pesamuhan Sabha Pandita di Gedung Sekretariat PHDI Provinsi Bali, Rabu 27 Desember 2017. Pesamuhan Sabha Pandita digelar dalam rangka menyikapi perayaan hari suci Nyepi dan Saraswati yang jatuhnya bersamaan yaitu pada tanggal 17 Maret 2018.


Keputusan Pesamuhan Sabha Pandita tersebut dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan perayaan hari suci Nyepi dan Saraswati bagi umat Hindu di seluruh Indonesia. Keputusan itu juga akan distribusikan kepada seluruh umat Hindu di Indonesia melalui PHDI Provinsi.
Hadir dalam Pesamuhan Sabha Pandita; Dharma Adhyaksa Ida Pedanda Nabe Bang Buruan Manuba, Wakil Dharma Adhyaksa, Sekretaris Sabha Pandita, Wakil Ketua Sabha Walaka, Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat, Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya serta beberapa Pengurus PHDI Pusat.
Berikut Keputusan Pesamuhan Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia Nomor: 07/SP/PHDI/XII/2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Hari Suci Nyepi dan Saraswati Pada Tanggal 17 Maret 2018:

Pertama:

  1. Dalam Pelaksanaan Hari Suci Nyepi dilakukan Catur Bratha Penyepian, yakni: 1). Amati Karya, 2). Amati Gni, 3). Amati Lelungan, 4). Amati Lelanguan.
  2. Upacara hari suci Saraswati tetap dilaksanakan dengan upacara (ritual) unsur karya, unsur gni, unsur lelungan, dan unsur lelanguan.
  3. Terjadinya pelaksanaan hari suci Saraswati dengan hari suci Nyepi pada hari yang sama dengan suasana yang berbeda mengingat hari suci Nyepi bersifat Niwrtti Kadharma (Spiritualisasi), sementara hari suci Saraswati Prawertti Kadharma (ritualisasi), merupakan anugerah yang istimewa dan sangat utama.

Kedua:

Mengatur dan menata waktu pelaksanaan kedua hari suci tersebut sebagai berikut:
  1. Perayaan hari suci Saraswati dan upakara-yadnya dilakukan patut sudah selesai pada pukul 06.00 waktu se tempat pada hari Sabtu, 17 Maret 2018.
  2. Dalam pelaksanaan Puja Saraswati dan Upacara Tawur Sasih Kesanga sehari sebelum hari raya Nyepi, setiap desa atau panitia wajib melibatkan para Pandita/ Sadhaka di wilayah Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Desa bersangkutan secara proporsional.
  3. Pelaksanaan hari suci Nyepi dengan Catur Brathanya dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2018 dimulai pukul 06.00 waktu se tempat, sampai pukul 06.00 pada tanggal 18 Maret 2018.
  4. Pelaksanaan kedua hari suci tersebut wajib dipandang sebagai kegiatan yang saling mendukung antara Karma Kanda dan Jnana Kanda untuk memperkokoh Sraddha dan Bhakti umat Hindu kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan persembahan upakara sattwika oleh umat Hindu di seluruh Indonesia.
  5. Umat Hindu Indonesia wajib melaksanakan dharma santhi sebagai rangkaian terakhir hari suci Nyepi yang dikordinir oleh Parisada se tempat bekerjasama dengan lembaga keagamaa/lembaga keumatan atau desa di masing-masing daerah/instansi dengan menjunjung tinggi kearifan lokal.
  6. Keputusan Pesamuhan Sabha Pandita Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat merupakan keputusan yang bersifat nasional demi menjaga kelancaran hari suci Nyepi dan perayaan Saraswati maka keputusan ini wajib ditindaklanjuti oleh Parisada Provinsi seluruh Indonesia sampai pada tingkat terbawah.





Semoga dapat bermanfaat untuk semeton. Mohon dikoreksi bersama jika ada tulisan/makna yang kurang tepat. Om, tat astu rahayu makesami...

Sumber:
Juru Sapuh


Comments