Pada hakekatnya tujuan utama Ilmu pengetahuan khususnya kerohanian adalah mengantarkan masyarakatnya untuk dapat hidup sejahtera, tentram dan damai sepanjang waktu. Para leluhur pada Jaman dahulu telah merumuskan nilai-nilai pengetahuan ketuhanan yang sederhana namun kaya filosophf pada etika sosial, proses sadhana dan ritual upakara ( bhakti dan karma marga ). Begitupula pada golongan masyarakat tertentu juga sudah dirumuskan prinsip pengetahuan utama yakni rahasia kehidupan dan kesadaran ketuhanan yang tertinggt ( jnana dan raja marga ).

Rumusan-rumusan pengetahuan ketuhananini memiliki dasar yang kuat pada masing-masing penggalinya yang disebut sampradaya atau sekte, sepertl Pasupataya, Ganapataya, Siwa Sampradaya, Sekte Indra, Sekte Bairawa, Kamahayanan, Kasogathan dan yang lainnya. Pada abad pertengahan semua sampradaya dan faham yang ada disatukan oleh Mpu Kuturan menjadi faham tri murti yakni sebuah ajaran yang hanya memiliki dasar ketuhanan pada Dewa Brahma, Desa Wisnu dan Dewa Siwa. Inilah yang menjadi cikal bakat penyatuan masyarakat bali yang sebetumnya terpecah-pecah kedalam sampradaya atau sekte. Penyatuan masyarakat Bali ini dibuatkan sistem kemasyarakatn lagi dengan nama Desa pakraman dengan memiliki tiga kahyangan yakni kahyangan puseh, kahyangan desa dan kahyangan dalem dengan pelaksanaan penyelenggaraan.

Yajnya dan kegiatan lainnya menyesuaikan pada wilayah setempat.



Bhagawad Gita [Bahasa Indonesia] | Bagian 2

Bhagawad Gita - Bagian 2
Bahasa Indonesia

Pada Bab ini, Sri Krishna membedakan antara Tubuh Fisik dengan Roh Ilahi (Atma) yang ada dalam tubuh manusia. Krishna juga menunjukan bahwa tubuh ini bersifat sementara, fana dan ganda,
berbeda halnya dengan Atma yang bersifat Abadi dan Esa. Selain itu, krishna juga menjelaskan bahwa yang ada dalam kendali manusia hanyalah usaha bukanlah hasil dari usahanya. Oleh karena itu yang harus dilakukan hanyalah memutuskan rangkaian tindakan / kewajiban pada setiap kesempatan dan gigih menjalankannya, bukan memikirkan hasilnya. Pemenuhan kewajiban dengan semangat, tidak mementingkan diri sendiri akan membawa kita pada pembebasan (Moksa). Pesan / Kesimpulan dari Bhagavad Gita Bab II (Sankhya Yoga) adalah: - Kita harus berani mengambil keputusan, harus bekerja keras dan jangan menyerah pada keadaan. - Tubuh ini tidak kekal tetapi Atma (Roh Ilahi / Tuhan dalam tubuh ini) itu kekal. - Atma / Tuhan tidak dapat dibunuh, tidak pernah lahir sehingga tidak akan pernah mati, tidak dapat dilukai, tidak terbakar oleh api, tidak basah oleh air, tidak kering oleh angin, bersifat abadi, meresapi segalanya dan kokoh. - Lakukanlah kewajiban / swadharmamu, maka hasil akan diperoleh. - Tidak ada usaha yang dilakukan sia-sia, semua pasti ada hasilnya. - Ajaran yang benar, tidak akan memberikan janji / menjanjikan hasil yang akan diperolah. Manusia hanya mampu berusaha bukan menentukan hasilnya. Contoh: ajaran yang menjanjikan sorga, itu ajaran tidak baik, karena janji muluk-muluk tersebut merupakan sifat duniawi, sifat kerakusan dan nafsu manusia, bukan sifat Ilahi. - Lakukanlah kegiatan tanpa adanya keinginan, berbuat tanpa mengharapkan hasil, ikhlaslah, itulah yang utama. - Angkara murka dan nafsu yang tidak terkontrol akan menimbulkan kehancuran.


Sumber:
Juru Sapuh

Comments