Tapak Dara
Tapak Dara (Tampak Dara) adalah simbol keseimbangan secara vertikal dan horizontal sebagaimana disebutkan dalam makna simbol "tapak dara", berarti :
Dari segi bentuk, dalam makna simbol "tapak dara" tersebut diatas juga disebutkan bahwa, simbol ini tampaknya sangat lokal. Namun, di balik simbol dalam bentuk lokal tersebut terdapat makna yang bernilai universal yang dalam beberapa penggunaannya disebutkan sebagai berikut :
Sumber:
- secara vertikal,
- ke atas sebagai lambang untuk berbakti kepada Tuhan,
- ke bawah wujud kasih sayang pada semua makhluk hidup.
- Sedangkan silang yang horizontal berarti,
- wujud pengabdian yang bersifat timbal balik kepada sesama umat manusia.
- menjadi simbol Swastika yang merupakan dasar kekuatan dan kesejahteraan Bhuana Agung (Makrokosmos) dan Bhuana Alit (Mikrokosmos)
- Menjadi cerminan Sang Hyang Rwa Bineda, sehingga kelihatan
- ada siang ada malam,
- ada laki – laki ada perempuan,
- baik dan buruk.
- dll
Dari segi bentuk, dalam makna simbol "tapak dara" tersebut diatas juga disebutkan bahwa, simbol ini tampaknya sangat lokal. Namun, di balik simbol dalam bentuk lokal tersebut terdapat makna yang bernilai universal yang dalam beberapa penggunaannya disebutkan sebagai berikut :
- Tapak dara yang digunakan dalam banten pejati sebagai sarana yadnya, disebutkan pula merupakan simbol keseimbangan antara alam makro kosmos dan mikro kosmos.
- Pada setiap Sasih Kaenem umumnya terjadi wabah yang disebut gering, sasab dan merana.
- Gering, wabah yang menimpa manusia.
- (Pelaksanaan "Caru karang gering"; Bhuta Yadnya Untuk Mensucikan Palemahan untuk menghindari penghuninya selalu kesakitan)
- Sasab, wabah penyakit yang menimpa ternak, sedangkan
- Merana, wabah yang menimpa tumbuh-tumbuhan.
- (Biasanya upacara nangluk merana dilaksanakan untuk menangkal atau mengendalikan gangguan - gangguan yang dapat membawa kehancuran atau penyakit pada tanaman tersebut)
- Gering, wabah yang menimpa manusia.
- Dalam pengobatan tradisional. Tanda tapak dara dari pamor atau kapur sirih sering digoreskan oleh balian pada bagian tubuh yang dirasakan sakit,
- sesungguhnya mengandung makna universal.
- Disebut tapak dara yang juga karena bentuknya menyerupai bekas kaki burung dara atau burung merpati. Hal ini melambangkan simbol Swastika dalam bentuk khas budaya Hindu di Bali.
- Srsti, keadaan alam baru dalam proses tercipta.
- Swastika, proses alam dalam keadaan stabil serba seimbang.
- Pralaya, proses yang alami menjadi kembali pralina menuju sumbernya yaitu kepada Sang Pencipta.
Comments
Post a Comment