Sudahkah Kita Hidup Sesuai Potensi dan Kodrat Alami Diri?
semua kemelekatan dan keinginannya telah tiada. Beberapa hari kemudian, aktor yang sama datang ke istana Sang Raja sebagai penari perempuan yang sangat luar biasa. Raja menghargainya dan minta Menteri memberikan sepiring koin emas. Sang penari menerimanya, dan minta tambahan hadiah karena penampilan tari yang dipamerkannya. Sang Raja curiga dengan suara Sang Penari yang mirip dengan suara Sanyasi beberapa hari sebelumnya. Akhirnya Sang Raja yakin bahwa Sang Penari adalah Sang Sanyasi yang datang beberapa hari sebelumnya. Sang Raja bertanya mengapa dia minta hadiah lebih banyak sebagai penari akan tetapi menolak pemberian saat sebagai Sanyasi. Sang aktor menjawab, “Beberapa hari yang lalu saya adalah seorang Sanyasi dan adalah dharma saya untuk menolak hadiah. Sedangkan hari ini saya sebagai penari dan adalah dharma saya memperoleh imbalan sebanyak mungkin dari penonton tarian saya.” Sang Raja termenung memperoleh pencerahan, dia harus menjalani dharmanya sebagai seorang raja, dan minta penjelasan tentang dharma pada umumnya dan dharma seorang raja khususnya…. Sifat Bawaan Seseorang Diperoleh dari Kehidupannya di Masa Lalu Guruji Anand Krishna menyampaikan: “Sebagai hasil (dari karma atau perbuatan baik, buruk, dan di antaranya) muncullah vasana, keinginan-keinginan atau obsesi-obsesi masa lalu, yang belum terpenuhi, mewujud sebagai kebiasaan-kebiasaan dan kecenderungan-kecenderungan.” Yoga Sutra Patanjali IV.8 Perhatikan “sifat bawaan” seseorang, perhatikan sifat bawaan diri sendiri, maka kita bisa tahu seperti apakah kita pada masa lalu. Seorang pemalas mewarisi kecenderungan dari masa lalu. Seorang yang agresif secara berlebihan pun demikian. Dan yang di antaranya, seseorang yang tidak malas juga tidak agresif, pada masa lalunya pun seperti itu. Sumber: (Krishna, Anand. (2015). Yoga Sutra Patanjali Bagi Orang Modern, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama) Setiap Orang Terdorong untuk Berkarya sesuai Kodrat Alaminya Guruji Anand Krishna menyampaikan: “Tak seorang pun bisa hidup tanpa berbuat sesuatu. Setiap orang senantiasa terdorong untuk berbuat berdasarkan sifat dan kodrat alaminya.” Bhagavad Gita 3:5 Badan manusia adalah bagian dari alam semesta, terbuat dari elemen-elemen alami. Lewat badan kita dan badan makhluk-makhluk lainnya, alam benda hendak mengungkapkan keberadaannya. Maka, tiada kemungkinan bahwa badan yang terbuat dari materi kebendaan ini bisa duduk diam, tanpa berbuat sesuatu. Kita semua, seolah tidak berdaya untuk senantiasa bekerja, bertindak, berbuat. Sumber: (Krishna, Anand. (2014). Bhagavad Gita. Jakarta: Pusat Studi Veda dan Dharma) Berkarya Sesuai Potensi dan Kodrat Alaminya Guruji Anand Krishna menyampaikan penjelasan ayat 3:5 “Tak seorang pun bisa hidup tanpa berbuat sesuatu. Setiap orang senantiasaterdorong untuk berbuat berdasarkan sifat dan kodrat alaminya.” Bhagavad Gita 3:5 ………….. Kita akan selalu berbuat sesuai dengan potensi dan kodrat kita. Misalnya sorang yang berpotensi dan kodratnya pedagang masuk politik, apa yang dia lakukan? Politik pun akan didagangkan. Itu yang terjadi karena sesungguhnya ia seorang pedagang. Seorang pedagang menjadi dokter, potensinya sebagai pedagang, cari uang melulu, pasien tidak dipikirkan. Banyak dokter di kota-kota besar tidak peduli pasien, hanya cari uang. Hukum juga begitu, banyak orang yang jiwanya jiwa dagang, kebanyakan di antara kita, kebanyakan manusia banyak yang berjiwa dagang. Krishna mengatakan kepada Arjuna, “Kamu seorang ksatria, kodratmu adalah melawan musuh, membela negara. Kalau kamu melarikan diri menjadi pendeta atau pertapa, itu bukan kodratmu, di sana pun kau akan memikirkan medan perang. Jadi pikirkanlah Arjuna kodratmu apa? Berkaryalah sesuai dengan kodratmu.” Sumber: Bhagavad Gita dalam Hidup Sehari-hari percakapan 3 ayat 01-10 Temukan Potensi Diri dan Berkaryalah Sesuai Kodratmu oleh Bapak Anand Krishna Swadharma Bagi seorang prajurit, membunuh musuh di medan perang adalah dharma. Bagi seorang rohaniwan, dharma adalah memaafkan seorang penjahat, sekalipun ia telah berlaku keji dan membunuh. Bagi seorang pengusaha, dharma adalah membantu memutarkan roda ekonomi, bukan hanya mencari uang untuk diri sendiri. Dan, bagi seorang pekerja, dharma adalah melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Setiap orang dituntut untuk menjalankan dharmanya sendiri, atau swadharma melaksanakan tugas kewajibannya seusai dengan kemampuannya. Sumber: (Krishna, Anand. (2007). Life Workbook Melangkah dalam Pencerahan, Kendala dalam Perjalanan, dan Cara Mengatasinya. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
Comments
Post a Comment