Ibu Bhumi
kebenaran. Kitab Sarasamuccaya mengatakan bahwa apabila tidak ada orang yang ksamawan, artinya kesabarannya bagaikan pretiwi, tentu tidak akan ada persaudaraan yang sejati, sehingga nafsu-nafsu marah yang menyelubungi diri sehingga mengakibatkan terjadinya perselisihan. Sebelumnya dinyatakan bahwa segala sesuatu di alam maya ini maupun di alam baka adalah milik Sang Ksamawan, atau milik orang yang sabar dan tenang. Sifat-sifatnya itulah yang menyebabkan ia dihormati, dipuji, dan disegani oleh masyarakat. Oleh karena itu, ketika Dharmawangsa ditanya tentang mana yang lebih berat dari Bhumi, maka ia menjawab tiada lain adalah Ibu. Artinya kedua-duanya adalah sesuatu yang harus mendapat perhatian kita. Bahwa Bhumi memang begitu berat, tak mungkin ada orang yang dapat mengangkatnya, namun Ibu yang melahirkan kita sesungguhnya jauh lebih berat. Di sini kita diingatkan bahwa keduanya mengajarkan kita tentang kesabaran itu, sesuatu hal yang kini terasa semakin mahal dan semakin jauh dari diri manusia. Bersamaan dengan itu kita diingatkan janganlah menyakitinya. Betapa kita telah menyakiti Bhumi ini, dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan hidup kita. Kita telah mengeksploitasi Bhumi ini dengan tak terkendali, dengan berbagai alasan yang kadang-kadang tidak didasarkan atas pemikiran yang cerdas. Demikian juga halnya dalam suasana kemerosotan moral, banyak di antara kita menyakiti ibu yang melahirkan diri kita. Banyak diantara kita tidak menaruh hormat dan bhakti kepada guru rupaka, orang tua yang melahirkan dan membesarkan diri. Malah ada diantara kita yang durhaka kepada orang tua atau ibu kita, artinya kita durhaka kepada kesabaran dan ketenangan, termasuk kasih sayang di dalamnya. Ketika kita merenungkan kehadiran ibu dan Bhumi, memang kita harus kembali membaca kitab suci. Kitab Mahabharata memberika kita "cerita" yang begitu bermakna sebagai bahan renungan kita. Betapa hormat dan baktinya Sang Panca Pandawa, termasuk di dalamnya Sang Dharmawangsa kepada ibunya Ibu Kunti. Panca Pandawa adalah penyelamat Bhumi, yang bhakti kepada ibunya.
Comments
Post a Comment