Sloka Tentang Prostitusi dan Narkoba dalam Hindu (Veda)
judul Peran Agama dalam Resosialisasi Korban Narkoba dikatakan dalam ajaran Hindu semua benda, orang atau bentuk materi lainnya sebagai ciptaan dan anugrah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa ini selalu berdampak dua dimensi yakni "Rwa Bhineda" dua hal yang bertentangan antara baik dan buruk (Dewaya >< Bhutaya). Contoh : makanan dan minuman apabila dimakan atau diminum sesuai dengan keperluan atau takaran (dosisnya) akan bermanfaat bagi kehidupan ini. Akan tetapi bila dipergunakan melewati batas atau dosis / ukuran yang telah ditentukan akan mengakibatkan penyakit yang membahayakan, sehingga makanan pun akan berakibat penyakit apabila salah cara dan ukuran memakannya (a merta matemahan wisya). Demikian juga halnya dengan Narkoba (Napza) sebenarnya hal itu sangat berguna dan diperlukan untuk kepentingan dunia kedokteran sebagai pengobatan dan pelayanan kesehatan. Namun disisi lain Narkoba (Napza) sangat berbahaya apabila disalahgunakan. Sehingga penggunaannya perlu pembatasan, pengendalian dan pengawasan yang sangat ketat yang dituangkan dalam Undang-Undang No. 22/1997 tentang Narkotika dan Undang-Undang No. 5/1997 tentang Psiko-tropika. Kendati demikian, PHDI menekannkan Narkoba sangat membahayakan jika disalah gunakan karena dapat menyebabkan manusia gangguan pisik, mental dan kehidupan sosial seperti impotensi, gangguan menstruasi, menurunkan daya tahan tubuh, anemia, turunnya berat badan, aritunia jantung, lambung/ lever, gangguan metabolisme, cacat janin, gangguan seksual, perdarahan otak, terjangkit HIV/ AIDS, hepatitis, depresi sampai bunuh diri, gangguan prilaku yang tidak wajar, gangguan persepsi/daya pikir/ kreasi dan emosi yang dapat merubah prilaku menjadi menyimpang, ada hambatan atau ketidakmampuan untuk hidup secara wajar, dapat mengganggu fungsinya sebagai warga masyarakat, tempat bekerja atau sekolah. Prestasi menurun lalu dipecat /dikeluarkan dari sekolah yang berakibat makin kuatnya dorongan untuk menyalahgunakan obat, hubungan dengan anggota keluarga maupun kawan-kawannya. Dapat pula menimbulkan tindak kriminal, keretakan rumah tangga termasuk penceraian dan lain-lain. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Prostitusi dan Narkoba sangat dilarang dalam ajaran agama Hindu, sehingga harus dihindari. Hal ini juga didukung sloka-sloka berikut ini:
Sloka Veda Berkaitan Dengan Narkoba
1. Sloka Ramayana I. 4 "Ragadi musuh maparo Rihatya tonggwanya Tan madoh ring awak" Terjemahan: "Nafsu, kemarahan, iri, dengki, angkuh dan kegelapan Adalah musuh terdekat dalam diri manusia dihatilah tempatnya tiada jauh dari diri". 2. Sloka Bhagavaditha XIV.21 "Trviddham narakasye”dam Dvaram nasanam atmanah Kamah krodas tatha lobhas Tasmad etat trayam tyayet". Terjemahan: "Pintu gerbang neraka yang menuntun jiwātma kelembah kesengsaraan ada tiga yaitu : nafsu, amarah, loba. Oleh karena itu orang harus selalu menghindari dan mengendalikan ketiganya itu". 3. Sloka Bhagavadgitha. III-16 "Evam pravartitam chakram Na, nuvartayati,ha yah Aghayur indriyaramo Mogham partha sajivat". Terjemahan: "Ia yang tidak ikut memutar roda hidup ini, selalu hidup dalam dosa. Menikmati kehendak hawa nafsunya ia hidup sia-sia". 4. Sloka Atharvaveda II.12.1 "Tapūmsi tasmai vrjināni santu". Terjemahan: "Perbuatan jahat orang yang berdosa membuat kehidupan menjadi tersiksa". 5. Sloka Nitisastra sargah XIV. 3-4 "Satata musuhning mangareki widya, sad ika wilangnye ngetakena denta, ulahing aleswa malanika magong, apituwi sang wyasana ya ri dusta. Nguni-nguni yan wwang gering atiruksa, pituwi sedeng raga taruna manwan, kimuta yadin wwang satatadaridra lawan ing ulah dyah ta saha nidati". Terjemahan: "Musuh orang menuntut ilmu ada enam macam banyaknya, camkanlah : kelalaian, adalah cacat yang besar, kebiasaan melakukan hal-hal yang uruk, penyakit atau kelemahan badan, buat orang muda gila asmara, kemiskinan yang terus menerus, berzina dan berjudi". 6. Sloka Bhagavadgitha. III.16 "Evam pravartitam chakram Nŗā'nuvartayati'ha yah Aghāyur indriyārāmo Mogham pārtha sajīvati". Terjemahan: "Demikianlah sebab terjadinya perputaran roda kehidupan, (dan) ia yang tidak ikut dalam perputarannya itu berbuat jahat, selalu berusaha memenuhi nafsu indriyanya, sesungguhnya ia hidup sia-sia". 7. Sloka Atharvaveda VIII.4.7 "Duāşkrta mā sugam bhūt". Terjemahan: "Perjalanan seorang pelaku kejahatan tidak pernah mulus". 8. Sloka Rgveda VIII. 2.12 "Hŗtsupitaso yudhyānte Durmadaso na surayam". Terjemahan: "Para pemabuk, yang sedang mabuk, berkelahi diantara mereka". 9. Sloka Mandukya Upanisad III 41 "Utseka udadher yadvat Kusagrena ikabinduna Manaso nigrahas tadvad Bhaveda pari khedatah". Terjemahan: "Pikiran dapat dibawa di bawah pengendalia, hanya dengan usaha yang terus menerus tanpa henti, seperti yang diperlukan untuk menguras lautan setetes demi setetes dengan bantuan selembar daun rumput kusa"
Sloka Veda Berkaitan Dengan Prostitusi/Pelacuran
1. Sloka Sarasanuccaya. 153 "Paradārā na gantavyāh sarvavamesu karhicit Na hīdrīamanāyusyam yathānyastrinisevanam". Terjemahan: "Memperkosa wanita, sengaja usaha curang, jangan dilakukan, akan menyebabkan umur pendek". 2. Sloka Sarasanuccaya. 443 "Kotāragniyathacesām samlam padapam dahet Dharmārtham ca tathā loke rāgadveso vināşayet". Terjemahan: "Bagaikan api yangada dlam rongga pohon kayu, akan membakarnya tanpa Sisa, begitu lekatnya nafsu birahi dalam hati pasti akan melenyapkan dharma, artha, dan moksa (kebahagiaan abadi)". 3. Sloka Sarasanuccaya. 424 "Na strībhyah kincidanyadvai papīyo bhuvi vidyate, Strīyo mǖlamanarthānām manasāpi ca cintitāh". Terjemahan: "Dari sekian banyak yang dirindukan, tidak ada yang menyamai wanita Dalam hal membuat kesengsaraan; apalagi memperolehnya dengan cara yang tidak halal, karenanya singkirkan wanita itu (Pelacur) , walau hanya diangan-angan saja sekalipun , hendaknya segra di tinggalkan". 4. Sloka Sarasanuccaya. 433 "Angāradrsi narī ghrtakumbhasamah pumām, ye Prasakta vilīnaste ye sthitāste padesthitāh". Terjemahan: "Wanita itu adalah bara sesamnya, sedangkan si pria sama halnya dengan minyak, artinya apabila pria birahi itudatang mendekat kepada siwanita, pasti akan hancur lebur, tidak berdaya". 5. Sloka Rg.veda X. 33.3 "Mūso na śiśnā vyadanti mādhyah". Terjemahan: "Kekacauan bathin (jiwa) akibat-akibat dari dorongan seks (syahwat), menggerogoti kami seperti tikus". 6. Sloka Wedasmrthi IX 13 "Panam durjana samsargah Patya ca wirako/tanam Swapno'nya geha wascca Narisam dusanani sat". Terjemahan: "Meminum-minuman keras, bergaul dengan orang-orang jahat, berpiSah dari suami, mengembara keluar daerah, tidur pada jam-jam yang tidak layak dan berdiam dirumah lelaki tetangga, adalah enam sebab jatuhnya seorang wanita". 7. Sloka Wedasmrthi IX 30 "Wyabhicarattu bhatuh Striloke prapnoti nindyatam Srigalayonim capnoti Papa rogaicca pidyate". Terjemahan: "Karena ketidak setiaan terhadap suaminya, seorang istri seperti itu terkutuk diantara orang laki-laki dan dalam kelahirannya kelak, ia akan lahir dalam kandungan srigala dan tersiksa oleh penyakit-penyakit serta hukuman dari pada dosanya". 8. Sloka Rgveda. VII.21.5 "Mā śiśnadevā api gur rtam nah". Terjemahan: "Kerinduan syahwat itu semoga tidak mencelakakan mensucikan kami".Demikian sloka Veda yang berkaitan dengan prostitusi dan Narkoba semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment