Apa itu Samsara?
merupakan ketetapan Tuhan sebagai Hukum Alam. Dalam siklus kelahiran yang berulang - ulang ini kita terus di kasih kesempatan agar bisa memperbaiki karma yang telah kita buat di masa lalu . Dalam pandangan Agama Semetik/Samawi kehidupan hanya sekali dan manusia akan di adili setelah adanya hari Pengadilan di akhirat setelah kiamat nanti. Sempat saya berdiskusi dengan mereka, saya bertanya kapan hari dimana kita untuk memperbaiki Karma yang telah kita lakukan selama di Dunia ? mereka menjawab, kehidupan ini masih lama, manfaatkanlah kehidupan di dunia yang sekarang ini sebagai hari dimana kita untuk bertobat atau memperbaiki Karma yang telah kita lakukan. Saya berfikir, apa mungkin kehidupan ini masih lama ? ada yang mati di dalam rahim, ada yang mati di gebukin warga ketauan maling, ada yang mati cuman gara gara uang seribu rupiah, ada yang mati kelaparan, dsb serta semua itu belum ada yang sempat bertobat. Dan jika kehidupan hanya sekali, apa sebabnya dari beberapa orang yang dilahirkan dengan penuh kebahagian, mempunyai kesehatan baik, dengan tubuh yang indah, mental yang kuat dan semua kebutuhan terpenuhi. Sedangkan orang lain hanya dilahirkan dengan keterbatasan fisik maupun mental, ada yang tanpa tangan atau tanpa kaki, ada yang idiot, dan dengan menjalani kehidupan yang penuh kesengsaraan. Jika semua itu di ciptakan tanpa sebab dan melainkan hanyalah sebuah takdir Tuhan, maka mengapa Tuhan yang maha adil dan pemurah menciptakan satu orang bahagia tetapi yang lain tidak bahagia ? Mengapa ia pilih kasih ? Mengapakah Manusia harus sengsara bahkan disini, dalam rengkuhan Tuhan yang Mahaa adil dan pemurah ? Tidak ada artinya mengatakan bahwa mereka yang sengsara pada kehidupan ini akan menjadi lebih baik di kehidupan yang akan mendatang. Gagasan Tuhan sebagai pencipta tidak menjelaskan anomali di atas, melainkan hanya mengungkapkan tindakan kejam dari seorang makhluk yang mempunyai kekuasaan penuh. Jika semua itu di jawab dengan memberi pernyataan bahwa "terserah Tuhan yang menciptakan", itu sangatlah tidak masuk akal, Karena bertentangan dengan sifat Tuhan yang Maha adil, penyayang dan pemurah. Karena itu, harus ada sebab, sebelum kelahiran, yang membuat seseorang sengsara atau bahagia, yaitu tindakan kehidupannya di masa lalu. Pembahasan mengenai Samsara/Purnabhawa/Reinkarnasi tidak lepas dari pembahasan Atman / roh. Dalam pandangan Agama semetik/samawi, Atman / roh seseorang di tiupkan oleh Tuhan ke badan fisik dan mereka hampir tidak bisa membedakan antara roh dan badan, dan tidak sedikit yang menganggap roh dan badan itu sama. Dalam agama Hindu Atman / roh merupakan bagian terkecil dari Tuhan yang berada pada setiap makhluk yang bersifat kekal sedangkan badan hanya sebuah sarananya yang sifatnya tidak kekal, hal ini bisa di ibaratkan dengan air laut yang sangat luas yang merupakan sumber dari Atman / roh yaitu Tuhan, dengan butiran embun dari laut yang terserap oleh sinar matahari yang merupakan Atman/roh itu sendiri. Dalam pandangan Hindu, Atman / roh pada hakikatnya bersifat abadi, suci, dan terbebas dari segala dosa. Atman/roh memiliki intisari yang sama dengan Tuhan. Atman yang merupakan pusat spritual dalam tubuh manusia adalah sumber dari pengetahuan, kekuatan, cinta kasi, dan kemurnian yang tiada batasnya. Menurut pandangan Hindu, Atman / roh yang sama berada pada dalam semua makhluk hidup termasuk hewan dan tumbuhan. Perbedaannya bukan terletak pada Atman / roh, tetapi pada tingkatan manifestasi yang bergantung pada jenis badan fisik yang berhubungan dengan Atman / roh trsbt. Dalam lapisan tubuh menurut agama Hindu, terdapat lapisan yang sangat halus, yang bernama Ananda - maya kosa yang merupakan singgasana emas bagi Atman / roh suci. Lapisan badan ini terbentuk dari energi alam semesta yang transenden. Tidak termanifestasi atau tidak terwujud, tapi ada. Tubuh ini bisa berupa tempat kosong bagi orang yang belum mengerti tentang fungsi adanya Atman/Roh sendiri. Tubuh ini merupakan tujuan Utama dari setiap orang yang menjalani spritual. Tubuh Atman / roh ini bersifat pasif terhadap apa yang kita pikirkan, kita perbuat dan kita kerjakan. Tubuh Atman / roh ini tidak terpengaruh dengan urusan duniawi karena tingkat kesadarannya Suci dan Tunggal, Mutlak atau Esa. Tujuan utamanya hanya memberi kekuatan Hidup ( Prana ) pada tubuh fisik kita. Weda menjelaskan bahwa Atman / roh adalah energi atau daya hidup yang kekal. penjelasan seperti itu sangat sesuai dengan Hukum Kekalan Energi dalam ilmu Fisika. Bahwa energi tidak dapat di ciptakan dan tidak dapat di musnahkan, energi hanya dapat berpindah dan berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dengan demikian, Atman / roh tidak bisa musnah, tidak bisa lenyap atau kehilangan sifat individualitasnya. Ia hanya berpindah dari satu badan jasmani ke badan jasmani lainnya, sesuai dengan karma dan kebiasaannya. Bhagavad gita 2.20 Tidak ada kelahiran maupun kematian bagi sang atman/roh pada saat manapun. Dia tidak tidak diciptakan pada masa sekarang, dan dia tidak akan diciptakan di masa yang akan datang. Dia tidak dilahirkan, berada untuk selamanya dan bersifat abadi. Dia tidak terbunuh apabila badan ini terbunuh. Walaupun kehidupan ini terlihat sangat singkat dan seolah-olah hanya sekali saja, tapi sesungguhnya semua mahluk sudah mengalami jutaan pengalaman kelahiran dan kematian dalam siklus samsara. Sejak jaman yang sanga kuno sampai jaman sekarang ini, para orang-orang suci dengan kekuatan mata bathin beliau telah dapat mengetahui adanya fenomena samsara. Di dalam kitab suci Weda sendiri terdapat puluhan sloka yang membahas tentang samsara, seperti misalnya Bhagavad gita 2.22 Sepertinya halnya seseorang mengenakan pakaian baru, dan membuka pakian lama, begitu pula sang atman/roh menerima badan - badan jasmani yang baru, dengan meninggalkan badan - badan lama yang tidak berguna. Bhagavad gita 2.27 Orang yang dilahirkan pasti akan meninggal, dan sesudah kematian, seseorang pasti akan di lahirkan kembali. karena itu, dalam melaksanakan tugas kewajibanmu yang tidak dapat dihindari, hendaknya engkau jangan menyesal. Atharva Veda lX.10.8 Atman/roh sebuah tubuh yang mati, mengambil bentuk yang lain [terlahir kembali] menurut perbuatannya di masa lampaunya sesuai akumulasi karmanya sendiri. Mengambil bentuk-bentuk kelahiran yang berbeda-beda, terus mengembara di alam semesta. Hal ini sesuai dengan hukum afinitas, suatu atman/roh yang mempunyai kebiasaan tertentu akan lahir dalam tubuh yang paling sesuai untuk menampilkan kebiasaan trsbt. Hal ini sejalan dengan sains, karena sains ingin menjelaskan segala sesuatu melalui kebiasaan; Kebiasaan diperoleh dengan repatisi atau mengulang - ulang. Jadi, pengulangan diperlukan untuk menjelaskan kebiasaan yang di alami dari atman/roh yang baru terlahir kembali. Ada berbagai sebab mengapa kita terus - menerus mengalami lahir - hidup - mati dalam siklus samsara, tapi ada sebab yang paling penting dan utama adalah manas [pikiran] dan ahamkara [ke-aku-an atau ego]. Pikiran yang terbenam dalam avidya [kesalahan/kebodohan/ke-tidak-tahuan] serta ahamkara [ke-aku-an atau ego] adalah yang menyebabkan kita terus menerus mengalami siklus samsara atau lahir-hidup-mati yang terus berulang - ulang. Tidak hanya sebatas itu, pikiran yang salah serta ke-aku-an juga adalah yang menyebabkan dimana-mana terjadi persaingan, perebutan, perdebatan, pertengkaran, perceraian, kebencian, konflik, kejahatan, perkelahian bahkan peperangan. Dimana kita saling menyakiti satu sama lain. padahal sesungguhnya kehidupan sebagai manusia dalam siklus samsara, bisa di ibaratkan seperti meniti "titi ugal-agil" [jembatan berupa sebatang kayu kecil yang amat goyah], yang di bawahnya ada jurang yang sangat dalam. Hanya persoaalan waktu yang menentukan kita jatuh ke dalam jurang. Artinya kalau kita salah melangkah, dalam perjalanan kehidupan berikutnya kita bisa terjerumus ke dalam kelahiran sebagai manusia yang kehidupannya penuh dengan kesengsaraan, sebagai mahluk - mahluk alam bawah, atau bahkan sebagai binatang. Rig Veda I.164.38 Atman/Roh yang memiliki tubuh sementara, mengambil bentuk eksistensi lain mahluk seperti ini atau seprti itu [terlahir kembali] menurut perbuatannya [sesuai dengan karmanya] sendiri. Dengan kata lain, dalam kelahiran sebagai manusia ini sangat - sangat mendesak bagi kita sebagai manusia untuk segera sadar karena kita semua sedang meniti ugal-ugil. Kita tidak puas dengan gaji kemudian kita korupsi, itu jatuh ke dalam ke dalam jurang. Kita tidak puas dengan pasangan hidup kemudian selingkuh, itu jatuh ke dalam jurang Dsb-nya. Kita akan menyakiti dan melukai diri sendiri maupun orang lain. Pada akhirnya kelak diri kita sendiri juga yang akan terjerumus ke dalam jurang kegelapan dan kesengsaraan. Dalam ajaran yang tidak mengenal/mempercayai siklus Samsara [kelahira-hidup-mati], mereka akan selalu bertanya "Kalau siklus Samsara [kelahira-hidup-mati] memang benar - benar ada, kenapa manusia terus bertambah ?" pertanyaan inilah yang paling sering muncul. Dalam pertanyaan ini, jawabannya sangatlah simple, yaitu "Karena dalam kehidupan di Bumi sekarang ini, sesuatu yang bertambah pasti ada yang berkurang". Hal ini merupakan fakta dari perkembangan manusia yang begitu pesat dan mengurangnya spesies hewan/tumbuhan. Dalam hal ini, otomatis kedudukan Atman/Roh dalam hewan/tumbuhan derajat nya naik menjadi manusia, karena hewan/tumbuhan tidak terikat oleh karma. Karena Atman/Roh pada tumbuhan - tumbuhan hanya memiliki kekuatan untuk tumbuh/bergerak/berbuat yaitu Eka Pramana( Bayu ), Atman/Roh pada hewan memiliki daya tumbuh dan bersuara yaitu Dwi Pramana( Bayu, Sabda ), dan Atman/Roh Manusia di anugrahi perbuatan, berbicara dan fikiran/etika yaitu Tri Pramana ( Bayu, Sabda dan idep ). Hanya ciptaan-Nya yang mempunyai Tri Pramana sajalah yang bisa melakukan karma, dengan kata lain tumbuhan dan hewan tidak terikat oleh Asubhakarma, dan bisa naik kedudukan menjadi Manusia. Mengingat kedudukan Atman/Roh itu sifatnya seperti Tuhan, tidak dapat di pungkiri bahwa Atman/Roh itu tidak terbatas jumlahnya serta Alam semesta ini sangatlah luas dan Bumi bukan hanya Planet satu - satunya yang memiliki kehidupan di Alam semesta yang tak terbatas ini. Konsep Reinkarnasi antara lain :
- Karma hanya untuk manusia.
- Setiap perbuatan dan amalan yang kita lakukan akan menghasilkan karma yang kita raih.
- Karma ialah perbuatan yang akan menghasilkan buah dari apa yang telah kita perbuat.
- Setiap Pikiran, perkataan, dan perbuatan adalah Karma, dan setiap karma akan menghasilkan Buah.
- Setiap perkara yang manusia lakukan dan hasil karmanya akan di rekam di dalam "internal mind" dan "Akasi Record" atau "Karana Sarira"
- Apabila seseorang meninggal dunia, hanya badan fisik saja yang mati.
- Atman/Roh, Minda dan internal Mind dia akan keluar dari badan tersebut dan akan menunggu untuk kelahiran seterusnya.
- Kehidupan seterusnya akan disesuaikan tergantung karma yang telah dilakukan pada kelahiran sebelumnya
- Dalam kepercayaan Hindu, Dosa yang lebih besar dari pada Pahala akan di masukkan ke surga terlebih dahulu, begitu sebaliknya.
- Selepas tempuh Karmanya habis di sebuah Surga/Neraka, Atman/Roh akan dilahirkan kembali di Dunia.
- sebuah Atman/Roh yang sudah terbebas dari avidya [kesalahan/kebodohan/ke-tidak-tahuan], mengetahui realitas diri yang sejati [Atma jnana] dan mengalami pembebasan sempurna [Moksha], tidak perlu terlahir kembali ke dunia material ini.
Comments
Post a Comment