Catur Yoga Marga
- Bhakti Marga | sujud, bakti
- Karma Marga | berbuat
- Jnana Marga. | pengetahuan
- Yoga Marga. | dengan jalan semadhi
Bhakti Marga
Bhakti berarti pengabdian tanpa pamrih. Pengabdian yang sesungguhnya merupakan manifestasi Kasih. Tanpa Kasih, kita pun tidak dapat mengabdi. Sebagai bagian dari ajaran Catur Marga, Bhakti sebagaimana yang disebutkan dalam Babad Bali, Bhakti Marga; Dengan jalan sujud dan cinta kepada Tuhan Pelindung dan Pemelihara semua makhluk, maka Tuhan akan menuntun seorang Bhakta, yakni orang yang cinta, bakti dan sujud kepadaNya untuk mencapai kesempurnaan. Dengan menambah dan berdoa mohon perlindungan dan ampun atas dosa - dosanya yang pernah dilaksanakan serta mengucap syukur atas perlindungannya, kian hari cinta baktinya kepada Tuhan makin mendalam hingga Tuhan menampakkan diri (manifest) di hadapan Bhakta itu. Tuhan memelihara dan melindungi orang yang beriman itu, supaya hidupnya tetap tenang dan tenteram. Jalan yang utama untuk memupuk perasaan bakti ialah rajin menyembah Tuhan dengan hati yang tulus ikhlas, seperti melaksanakan Tri Sandhya yaitu sembahyang tiga kali dalam sehari, pagi, siang, dan sore hari dan bersembahyang pada hari raya suci, piodalan dan lainnya. Bentuk - bentuk persembahan dari Bhakti Marga ini yang dijelaskan dalam PHDI yaitu menyembah Tuhan dalam wujud yang abstrak dan menyembah Tuhan dalam wujud yang nyata, misalnya mempergunakan nyasa atau pratima berupa arca atau mantra. Sebagai salah satu penerapan dari ajaran Bhakti Marga ini,- Panca Yadnya, dari sejak dalam kandungan, dari lahir sampai menginjak dewasa, dari dewasa sampai mulih ke tanah wayah (meninggal untuk dapat mencapai moksa)
- Memberikan pelayanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, termasuk melayani, menolong berbagai mahluk ciptaan-Nya juga merupakan salah satu bentuk bhakti yang disebutkan dalam Nawa Widha Bhakti.
- Apara Bhakti dari seseorang dengan menggunakan sebuah objek untuk memuja Tuhan.
- Sebuah persembahan dari anak bangsa untuk membangun Negaranya disebut dengan Prithivi Bhakti. dll
Karma Marga
Karma Marga; (Karma Yoga) adalah jalan atau usaha untuk mencapai Jagadhita dan moksa dengan melakukan :- Kebajikan (subha karma);
- Tiada terikat oleh nafsu (kama) yang hendak mendapat hasilnya semata berupa :
- Kemasyhuran,
- Kewibawaan,
- Keuntungan dan sebagainya;
- Melainkan karma ini dilakukan dengan kewajiban demi untuk mengabdi, berbuat amal kebajikan untuk kesejahteraan umat manusia dan sesama makhluk demikian disebutkan pada sumber kutipan artikel Babad Bali, dalam Karma Marga sebagaimana dijelaskan bekerja juga merupakan bagian dari Karma Marga yang disebutkan pula bahwa :
- Mencintai pekerjaan sama halnya dengan mencintai Hyang Widhi.
- (Dimana dalam Bhagawadgita III. 24 juga disebutkan, "Jika saja Aku berhenti bekerja, maka musnalah apa yang telah aku ciptakan".)
- Melainkan karma ini dilakukan dengan kewajiban demi untuk mengabdi, berbuat amal kebajikan untuk kesejahteraan umat manusia dan sesama makhluk demikian disebutkan pada sumber kutipan artikel Babad Bali, dalam Karma Marga sebagaimana dijelaskan bekerja juga merupakan bagian dari Karma Marga yang disebutkan pula bahwa :
- Laksanakan swadharma dengan tekun dan penuh rasa tanggung jawab seperti halnya :
- Dengan Dharma Kriya; Dimana manusia disebutkan harus bekerja untuk kebahagiaan keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
- Dengan Prawrti Marga, yaitu kalau sudah dapat menguasai diri sendiri maka proses hidup selanjutnya akan lebih lancar.
- Menerapkan filosofi ngayah dengan gotong royong;
- Menerapkan filosofi matulungan (saling tolong menolong);
- Menerapkan filosofi manyama braya (bermasyarakat);
- Menerapkan filosofl paras-paros sarpanaya salunglung sabayantaka (selalu menjalin persahabatan);
- Menerapkan filosofi suka dan duka;
- Menerapkan filosofi agawe sukaning wong len (membuat orang lain bahagia);
- Menerapkan filosofi utsaha ta larapana (terus berusaha);
- Menerapkan filosofi makarya (mengabdi dan bekerja);
- Menerapkan filosofi makarma sane melah (bekerja yang baik dan jujur);
- Menerapkan filosofi ala kalawan ayu (susah senang);
- Menerapkan filosofi karma phala;
- Menerapkan filosofi catur paramita;
- Menerapkan filosofi tri guna;
- Menerapkan filosofi trikaya parisudha; dan
- Menerapkan filosofi panca yama brata dan panca niyama brata dan berbagai ajaran agama Hindu.
Jnana Marga
Jnana Marga adalah jalan menuju Yang Maha Kuasa dengan menggunakan sarana belajar;- Pikiran ("idep"; Tri Pramana), dan
- logika untuk mengkaji “keberadaan sesuatu” baik kongkrit (fisis) maupun abstrak (metafisis)
- dalam bidang ilmu pengetahuan untuk peningkatan diri.
- agar masyarakat terhindar dari kesengsaraan hidup,
- atau tahu tentang suka duka kehidupan di dunia ini.
- ilmu pengetahuan,
- pikiran, yaitu dengan sikap Jnana Mudra untuk mendapatkan keheningan bathin.
- kesadaran.
- Meningkatkan pengetahuan, baik pengetahuan secara umum maupun pengetahuan tentang ke-Tuhanan.
- Mengamalkan pengetahuan itu bagi kesejahteraan umat manusia dan kelestarian alam semesta
- dengan pengetahuan umum dan
- pengetahuan tentang ke-Tuhanan
- yang diperoleh dari pendidikan
- baik formal maupun
- non formal.
- apa itu “dharma” kebaikan, dan
- apa itu “adharma” sesuatu yang patut dihindari
- seperti halnya kebingungan yang bersumber dari berantha jnana
Yoga Marga
Yoga adalah pengendalian badan dan pikiran untuk mencapai tujuan terakhir dari samadhi sebagai salah satu jalan atau cara umat Hindu untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang juga disebutkan sebagai yoga marga yang merupakan bagian dari Catur Yoga untuk peningkatan, pencerahan, serta memantapkan keyakinan atau kepercayaan (sraddha) dan pengabdian (bhakti). Dan ketika pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Buda Cemeng dikatakan bahwa “Orang – orang suci yang tekun melaksanakan yoga dapat membangun kemampuan spiritualnya". Didahului dengan pengendalian sad ripu seperti halnya pada zaman dahulu sebagaimana dilakukan oleh Raja Janaka dalam keberhasilannya untuk menguasai Raja Yoga Marga. Dalam sejarah pengembangannya sebagaimana disebutkan pengertian yoga dari berbagai sumber dikatakan juga digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif, biasanya hal ini dilakukan dengan latihan pernapasan, oleh tubuh dan meditasi, yang telah dikenal dan dipraktekkan selama lebih dari 5000 tahun. Dan ketika seseorang melatih yoga, Akan ada berbagai jenis gangguan yg merintangi kemajuan menuju hasil yg diinginkan dan itulah halangan yang disebut dengan Upasarga yang perlu ditaklukan sebagai jalan menuju kerohanian yang dapat memberikan kebahagiaan hidup lahir dan batin. Dalam pengembangan ajaran yoga selanjutnya isebutkan pula :- Menjadi bagian dari sad darsana yang didirikan oleh Rsi Patanjali, seperti Yoga Sutra lahir dari aliran Samkhya, salah satu dari 6 aliran yang original.
- Kundalini Yoga juga merupakan bagian inti dari ajaran tantra yang sudah tua dan sudah ada sejak sebelum jaman Weda yang bersifat "aja wera" dan sangat dirahasiakan sebagaimana disebutkan berkaitan dengan dengan ajaran shakti yoga, pengetahuan ini termasuk ajaran dalam Hindu yang bersumber dari Tantra-Shiva atau Shakta-Shiva.
- Yoga yang juga bersumber dari Upanisad, Yoga Vasistha dan Shiva Tantra seperti yoga nindra yaitu "cara tidur seorang yogi”.
- Seorang yogin dalam menjalankan astangga yoga disebutkan harus tetap memusatkan pikirannya kepada yang maha besar (Tuhan),
- tinggal dalam kesunyian dan tersendiri,
- bebas dari angan-angan dan keinginan untuk memiliki sesuatu.
- Yoga Yadnya yang sifatnya sangat mendalam sehingga si pelaksana dapat merasakan bersatu dengan Hyang Widhi, Tuhan Yang Maha Esa dan dapat merasakan Moksa yang dalam beberapa makalah sebagaimana disebutkan,
Modern Hindu Intellectuals and Ancient Texts: Reforming Śaiva Yoga in Bali, With respect to Bali, perhaps the most richly stocked lumber - room of gracious and beautiful magical beliefs and practices in Southeast Asia, [...] the dilemma of choosing between a quixotic cultural antiquarianism and a barren cultural materialism seems [...] to be an especially cruel one. In this essay, I want to suggest that this dilemma is, in all likelihood, a false one, that the continuity of Balinese civilization can be maintained though the fundamental nature of its religious life betotally transformed.
Inti dan penerapan dari ajaran Catur Marga ini bertujuan untuk memantapkan mengenai tujuan hidup dan kehidupan umat manusia di alam semesta ini, terutama untuk peningkatan, pencerahan, serta memantapkan keyakinan atau kepercayaan (sraddha) dan pengabdian (bhakti) terhadap Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dengan memahami dan menerapkan ajaran catur marga, maka diharapkan segenap umat Hindu dapat menjadi umat Hindu yang berkualitas, bertanggung jawab, memiliki loyalitas, memiliki dedikasi, memiliki jati diri yang mulia, menjadi umat yang pantas diteladani oleh umat manusia yang lainnya, menjadi umat yang memiliki integritas tinggi terhadap kehidupan secara lahir dan batin, dan harapan mulia lainnya guna tercapai kehidupan yang damai, rukun, tenteram, sejahtera, bahagia, dan sebagainya.
Jadi dengan penerapan dan ajaran catur marga diharapkan agar kehidupan umat Hindu dan umat manusia pada umumnya menjadi mantap dalam berke-sraddha-an dan berke-bhakti-an kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, serta dapat diharmoniskan dengan kehidupan nyata dengan sesama manusia, semua ciptaan Tuhan, dan lingkungan yang damai dan serasi di sekitar kehidupan masing-masing.
Demikian disebutkan Catur Marga dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia. (Pada Artikel Penerapan Catur Marga Bagi Masyarakat di Bali) yang juga dipersamakan atau disebutkan dalam artikel Karma Marga dalam kutipan Parisada Hindu Dharma Indonesia, Catur Marga ini juga disebut dengan Catur Yoga yaitu empat cara menghubungkan diri dengan Tuhan yaitu dengan jalan, karma yoga, bhakti yoga, jnana yoga maupun dengan jalan Raja Yoga.
Comments
Post a Comment